BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ovarium
merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus leteum atau
tumor ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari ephitelium ovarium.
Pasien
dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik.
Gejala-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen
akut, seperti apendisitis atau kehamilan ektopik. Rumor yang lebih besar dapat
menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang
berdekatan.
Keganasan ovarium merupakan enam
kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan
ginekologi. Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista
tersebut . Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi , apalagi ternyata kista
tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain sangat invasive,
dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan apakah
kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar jelas
Untuk menegakkan diagnosis kista
terutama jenis kista , ada dua cara yang selama ini sudah dilaksanakan dan
dikembangkan pemeriksaan sitologi cairannya, cara ini invasive, memakan waktu
lama dan biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan pemeriksaan
ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak invasive. Untuk
mencapai prognosis yang baik bagi penderita ,yaitu dengan kista dengan panduan
ultrasonografi vaginal dilanjutkan tindakan pembedahan pengangkatan massa tumor
yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis dibandingkan yang
akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam
menajemen intraoperasi maupun pasca operasi pada setiap kasus.
Pengobatan
tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukurannya
kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda
yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan tumor. Sekitar 98% lesi yang terjadi pada wanita yang berumur
29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50%
yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat tumor
adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu
pengecualian. Penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang
berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan
gurita abdomen yang ketat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa definisi
dan klasifikasi kista ovarium?
2. Apa etiologi dan patofisiologi dari kista ovarium?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari kista
ovarium?
4. Bagaimana komplikasi dan diagnose dari kista ovarium?
5. Apa saja pemeriksaan
penunjang dari kista ovarium?
6. Bagaimana penanganan
dan cara pencegahan kista ovarium?
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada klien dengan Ca.Ovarium di
RSUP Dr. M Djamil, Padang
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk memahami definisi dan klasifikasi kista ovarium
b.
Untuk memahami manifestasi
klinis dari kista
ovarium
c.
Untuk memahami etiologi dan
patofisiologi dari kista ovarium
d.
Untuk memahami komplikasi dan
diagnose dari kista ovarium
e.
Untuk memahami apa saja pemeriksaan penunjang dari
kista ovarium
f.
Untuk memahami bagaimana penanganan dan cara
pencegahan kista ovarium
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Kista Ovarium
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan
atau benda seperti bubur.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi.
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium
normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul
akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium.Tumor ovarium sering jinak bersifat
kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada
pemeriksaan fisik.
Kanker Indung
Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker
ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari
70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara
langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar
ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah, kanker
bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
B.
Klasifikasi
kista Ovarium
Klasifikasi
tumor ovari, sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik
pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi 2, yaitu kistik dan solid:
1.
Tumor Kistik Ovarium
Tumor kistik
ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat
non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum.
Tetapi disamping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh
karena itu, tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non
neoplastik (fungsional) dan neoplastik.
a. Kista Ovarium Non Neoplastik (fungsional)
Macam-macam kista ovarium non neoplastik (fungsional), yaitu:
Ø Kista Folikel
Kista folikel adalah struktur normal, fisiologis, sementara dan seringkali
multiple, yang berasal dari kegagalan resorbsi cairan folikel dari yang tidak
berkembang sempurna. Paling sering terjadi pada wanita muda yang masih
menstruasi dan merupakan kista yang paling lazim dijumpai oleh ovarium normal.
Diameter kista berkisar dari ukuran mikroskopik sampai 8 cm
(rata-rata 2 cm).
Kista folikel biasanya tidak
bergejala dan menghilang dengan spontan dalam waktu < 60 hari. Jika muncul
gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi yang sangat pendek atau
sangat panjang. Perdarahan intraperitoneal dan torsi merupakan komplikasi yang
jarang terjadi. Kista yang terus membesar dan menetap > 60 hari memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
kista < 4 cm adalah pemeriksaan ultrasonografi awal,
pemeriksaan ulang dalam waktu 6 minggu dan sekali lagi dalam waktu 8
minggu jika kista tetap ada. Pada kista folikel > 4 cm atau jika kista kecil
menetap, pemberian kontrasepsi oral selama 4 - 8 minggu akan menyebabkan
kista menghilang sendiri.
Ø Kista Korpus
Luteum
Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika berukuran > 3 cm.
Kadang-kadang diameter kista ini dapat sebesar 10 cm (rata-rata 4 cm). Penyulit
proses ini dapat terjadi akibat perdarahan atau dari kista korpus luteum.
Tindakan operatif biasanya berupa kistektomi ovarii dengan mempertahankan
ovarium. Operasi perlu dilakukan jika hemotorik cairan yang didapat melalui
kuldosentesis > 15%. Namun jika perdarahan tidak begitu berat, rasa sakit
dan nyeri tekan berhubungan dengan menstruasi yang terlambat atau amenorea,
karena itu kista korpus luteum harus dibedakan dengan kehamilan ektopik,
ruptur endometrium dan torsi adneksa. Biasanya dilakukan dengan pemeriksaan
HcG (Human Chorionik Gonadotropin) dan Ultrasonografi (USG). Kista yang menetap
dapat menghilang setelah pemberian kontrasepsi oral selama 4 - 8 minggu.
Ø Korpus Teka
Lutein
Kista teka lutein biasanya bilateral, kecil dan lebih jarang dibanding
kista folikel atau kista korpus luteum. Kista teka lutein diisi oleh cairan
berwarna kekuning-kuningan. Berhubungan dengan penyakit trofoblastik kehamilan
(misalnya mola hidatidosa, koriokarsinoma), kehamilan ganda atau kehamilan
dengan penyulit diabetes melitus atau sensitisasi Rh, penyakit ovarium
polikistik (Sindrom Stein Leventhal),
dan pemberian zat perangsang ovulasi (misalnya klomifen atau terapi HcG).
Gejala-gejala yang timbul biasanya minimal (misalnya rasa penuh atau
menekan pada pelvis), meskipun ukuran ovarium seluruhnya dapat sebesar 10 - 20
cm.
b. Kista Ovarium Neoplastik
Macam-macam kista neoplastik, yaitu:
Ø Kistoma Ovarii
Simpleks
Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus,
biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding
kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwana kuning.
Ø Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista ini berasal dari teratoma. Namun, pendapat lain mengatakan kista ini
berasal dari epitel germinativum atau mempunyai asal yang sama dengan Tumor
Brenner. Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi
sangat besar.
Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif
sehingga timbul perlakatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum
parietale. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musim
yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.
Ø Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya
unilokular, bila multilokular perlu di curigai adanya keganasan. Kista ini
dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada
kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal dapat timbul asites.
Ø Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm.
Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal
dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan, seperti
karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses
partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak diperut bagian bawah
karena torsi tangkai kista.
2.
Tumor Solid Ovarium
a. Fibroma Ovarii
Tumor ini dapat mencapai diameter
2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral.
Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabu-abuan.
Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang
disebut fibroma durum; sebaliknya, ada yang cukup lunak dan disebut fibroma
molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi, pada
tumor yang agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena
nekrosis.
b. Tumor Brenner
Besar tumor ini
baraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5 cm) sampai yang
beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan
berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil
(multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom meigs.
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell
rest tumor)
Tumor ini
sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus.
Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 - 16 cm
diameter.
Tentang asalnya
ada beberapa teori, yang mendapat dukungan ialah 2 teori, yang satu menyatakan
bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial, yang lain
mengatakan dari sel adrenal aktopik dalam ovarium.
C.
Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor
pemicu yaitu :
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
o
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
o
Zat tambahan pada makanan
o
Kurang olah raga
o
Merokok dan konsumsi alcohol
o
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
o
Sering stress
o
Zat polutan
2.
Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia
tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
D. Patofisiologis
1. Kista non
neoplasma
a.
Kista non
fungsional
Kista serosa
inklusi, di dalam kortek yang dalam timbul invaginasi dari permukaan epitelium
yang berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas
pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba. Berukuran 1 cm sampai
beberapa cm.
b. Kista fungsional
§ Kista folikel. Kista dibentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur
atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus
menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Evaluasi lebih
lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum
pubertal, setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm.
§ Kista korpus luteum. Terjadi setelah ovulasi dikarenakan meningkatnya
hormon progesteron. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi
yang panjang, nyeri abdomen bawah atau pelvis. Jika ruptur pendarahan intraperitonial,
terapinya adalah operasi oovorektomi.
§ Kista tuka lutein. Ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 % dari
semua kehamilan. Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium dari
berlebihnya HCG. Tindakannya adalah mengangkat mola.
§ Kista Stein Laventhal. Disebabkan kadar LH yang berlebihan menyebabkan
hiperstimulasi dari ovarium dengan produksi kista yang banyak. Hiperplasia
endometrium atau koriokarsinoma dapat terjadi. Pengobatan dengan kontrasepsi
oral untuk menekan produksi LH dan oovorektomi.
2.
Kista neoplasma jinak
a. Kistoma ovarii simplek.
Kista ini bertangkai dan dapat
menyebabkan torsi (putaran tangkai). Di duga kista ini adalah jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
b. Kistadenoma ovarii musinosum.
Asal tumor
belum diketahui secara pasti, namun diduga berasal dari teratoma yang
pertumbuhan satu elemen mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel
germinativum.
c. Kistadenoma ovarii serosum.
Berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi
pada peritonium disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang
ganas, dan 30% sampai 35% akan mengalami keganasan.
d. Kista endometroid.
Kista
biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu
lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
e. Kista dermoid.
Adalah suatu
teratoma kistik yang jinak dimana struktur¬struktur ektoderma dengan diferensiasi
sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea putih
menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen ektoderm dan
mesoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
E.
Manifestasi Klinis
Kebayakan kista
ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas
hormone atau komplikasi tumor
tersebut.Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala
dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
§ Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
§ Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
§ Nyeri saat bersenggama.
§ Perdarahan.
Ø Pada stadium awal gejalanya dapat
berupa:
§ Gangguan haid
§ Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
§ Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
§ Nyeri saat bersenggama.
Ø Pada stadium lanjut :
§ Asites
§ Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut
(usus dan hati)
§ Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
§ Gangguan buang air besar dan kecil.
§ Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
F.
Komplikasi
komplikasi
dari kista ovarium yaitu :
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan
tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor
bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan
panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada
kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada
kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
G.
Diagnose
Apabila pada
pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga
panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis
tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri,
terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut
bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya
adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah
lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan.
Di
negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa
menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini
kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh
tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan
teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah
ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu diketahui
apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik
akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi
besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
H.
Pemeriksaan
penunjang
Tidak jarang
tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari
gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial
diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila
dinding kista tertusuk.
I.
Penanganan
Prinsip bahwa
tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika
menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita
dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor
tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor
tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil
sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan
untuk pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengassn melakukan operasi yang tidak seberapa radikal
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengassn melakukan operasi yang tidak seberapa radikal
J.
Cara
pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi
risiko kanker ovarium, termasuk:
1. Kontrasepsi oral(pil
KB).
Dibandingkan
dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko
kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
2. Kehamilan dan
menyusui.
Memiliki paling
tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui
anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
3. Tubal ligasi
atau histerektomi.
Setelah tabung
Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium
dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk
mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi,
dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen
BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker
ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi. Studi
menunjukkan bahwa ooforektomi profilaksis menurunkan risiko kanker ovarium
hingga 95 persen, dan mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen, jika
ovarium diangkat sebelum menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi, tetapi
tidak sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium
biasanya berkembang di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita
yang pernah diangkat indung telur mereka masih bisa mendapatkan yang serupa,
tetapi jarang bentuk kanker yang disebut kanker peritoneal primer. Selain itu,
profilaksis ooforektomi menginduksi menopause dini, yang dengan sendirinya
mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda, termasuk peningkatan
risiko osteoporosis, penyakit jantung dan kondisi lain. Jika Anda sedang
mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas pro
dan kontra dengan dokter Anda.
BAB
III
STUDI
KASUS
Seorang pasien
berumur 47 tahun dirawat di bangsal onkology tanggal 16 Oktober 2013 pukul
08.00 kiriman poliklinik kebidanan dengan diagnosa neoplasma ovarium kistik
corpus padat susp malignancy , pasien telah dilakukan laparatomi pada tanggal
17 Oktober 2013 pukul 10.00 wib.
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “N” DENGAN NEOPLASMA OVARIUM KISTIK POST LAPARATOMI HARI
KE-4
DI
RUANG GINEKOLOGI IRNA A KEBIDANAN
DI
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL
21 OKTOBER 2013
Tanggal : 21
Oktober 2013 No.MR : 841538
Pukul :
10.00
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas /
Biodata
Nama Ibu :
Ny “N”
Umur :
47 tahun
Suku/Bangsa : minang/ indonesia
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat
rumah :
Lasung Batu Kapau Alam Pauh
Nama
Suami : Tn “S”
Umur : 53 tahun
Suku/Bangsa : Minang/ Indonesia
Agama : islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Alamat
rumah : Lasung Batu Kapau Alam Pauh
B. Data Subjektif
1.
Keluhan
utama : nyeri pada bekas luka
operasi dan kurang nafsu makan.
2.
Riwayat Perkawinan
-
Kawin : 1 kali
-
Kawin pertama umur : 23 Tahun
3.
Riwayat menstruasi
-
Haid
pertama : 13 tahun
-
Teratur/tidak teratur : teratur
-
Siklus : 28 hari
-
Lamanya : 5-7 hari
-
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
-
Sifat
darah : encer
-
dismenorrhoe : ada
4.
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil ke
|
Tgl Lahir |
Usia
Kehamilan
|
Jenis
Persalinan
|
Tempat
Bersalin
|
Penolong
|
Komplikasi
|
Bayi
|
Nifas
|
||||
Ibu
|
Bayi
|
J.K
|
Bb/Pb
|
Keadaan
|
Lochea
|
Asi
|
||||||
1
2
|
1987
2011
|
Aterm
aterm
|
Spontan
Spontan
|
rumah
rumah
|
Dukun
Dukun
|
-
-
|
-
-
|
Lk
Lk
|
2800/47
3000/50
|
Baik
Baik
|
Normal
Normal
|
Normal
Normal
|
5. Riwayat kontrasepsi
- Jenis
kontrasepsi :
pil dan suntik
- Mulai
penggunaan :
-
- Berhenti : -
6.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang : neoplasma ovarium kistik corpus padat
b.
Riwayat Kesehatan yang lalu : tidak pernah menderita penyakit
sistemik seperti ginjal, paru, DM, alergi, dan hipertensi.
c.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
7. Pola
Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a.
Pola nutrisi
-
Makan
Frekuensi : 3 x sehari
Menu : nasi 1 piring, 1 potong ikan, ½
mangkuk kecil sayur
Jumlah :
1 porsi
Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
-
Minum
Jumlah
: ± 6 gelas sehari
Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
b.
Pola eliminasi
- BAB
Frekuensi :
1 x sehari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Jumlah : sedikit - sedikit
Keluhan : tidak ada
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Jumlah : sedikit - sedikit
Keluhan : tidak ada
- BAK
Frekuensi
:
3 – 4 x sehari
Warna : kuning jernih
Bau : pesing
Jumlah : sedikit
Keluhan : tidak ada
Warna : kuning jernih
Bau : pesing
Jumlah : sedikit
Keluhan : tidak ada
c.
Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : dibantu keluarga
Kegiatan sehari-hari : dibantu keluarga
Istirahat/tidur : ± 7 – 8 jam
d.
Seksualitas
frekuensi :
2 x seminggu
keluhan :
tidak ada
e.
Personal hygiene
Kebiasaan mandi : 2 x sehari
Kebiasaan gosok gigi : 2 x sehari
Kebiasaaan membersihkan alat kelamin : setiap selesai mandi dan selesai BAK/BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setiap selesai mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : kaus
Kebiasaan mandi : 2 x sehari
Kebiasaan gosok gigi : 2 x sehari
Kebiasaaan membersihkan alat kelamin : setiap selesai mandi dan selesai BAK/BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setiap selesai mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : kaus
f.
Riwayat alergi
Makanan : tidak ada
Obat : tidak ada
Zat lain : tidak ada
Makanan : tidak ada
Obat : tidak ada
Zat lain : tidak ada
g.
Kebiasaan – kebiasaan
Merokok : tidak ada
Minum jamu-jamuan : tidak ada
Minum-minuman keras : tidak ada
Obat obat terlarang : tidak ada
Makanan / minuman pantang : tidak ada
Merokok : tidak ada
Minum jamu-jamuan : tidak ada
Minum-minuman keras : tidak ada
Obat obat terlarang : tidak ada
Makanan / minuman pantang : tidak ada
8.
Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Pengetahuan
pasien tentang gangguan atau penyakit yang diderita saat ini:
Sudah pernah mendengar
mengenai tumor maupun ovarium, beliau mengatakan kalau menderita sakit tersebut
biasanya perut itu terasa sakit, dan beliau merasa ada benjolan di bagian perut
dan merasa sakit pada ari-ari.
b. Pengetahuan
ibu tentang kesehatan reproduksi:
tidak
terlalu tahu, tetapi mengenai merawat kebersihan kemaluan sendiri ibu sudah
bisa
c. Ketaatan
beribadah:
ada,
sholat 5 x sehari semalam
C.
DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : CMC
b. Tanda
vital
Tekanan darah : 120/80
Nadi : 84x/i
Pernafasan : 23x/i
Suhu : 36,8 0C
Tekanan darah : 120/80
Nadi : 84x/i
Pernafasan : 23x/i
Suhu : 36,8 0C
c. Antropometri
TB : 160 cm
BB : 55 kg
TB : 160 cm
BB : 55 kg
d.
Kepala dan leher
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah patah
Mata : conjungtiva agak pucat, sclera tidak ikterik
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan pembesaran kelenjer limpha
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah patah
Mata : conjungtiva agak pucat, sclera tidak ikterik
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan pembesaran kelenjer limpha
e.
Payudara
Bentuk : normal
Bentuk : normal
Pembengkakan : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
f.
Abdomen
Bentuk : normal
Bentuk : normal
Pembesaran : normal
Bekas luka : ada luka operasi
Massa/tumor : tidak ada
Massa/tumor : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
g.
Ekstermitas
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Refles Patella : (+)
Kuku : tidak ada sianosis
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Refles Patella : (+)
Kuku : tidak ada sianosis
h.
Genetalia Luar
Kebersihan : bersih
Bekas Luka :tidak ada
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Bekas Luka :tidak ada
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
i.
Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan
j.
Anus
Hemoroid : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
2.
Pemeriksaan Laboratorium
·
Gol darah : B
·
Pemeriksaan Hb : 9,7 g/dl
·
Ht :
29 %
·
Leukosit : 3,5 x 106/mm3
·
Trombosit : 373 x 103/mm3
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “N” DENGAN NEOPLASMA OVARIUM KISTIK POST LAPARATOMI HARI
KE-4
DI
RUANG GINEKOLOGI IRNA A KEBIDANAN
DI
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL
21 OKTOBER 2013
SUBJEKTIF
|
OBJEKTIF
|
ASSESSMENT
|
PELAKSANAAN
|
Tanggal
21Oktober
2013
- Ibu
merasakan nyeri pada bagian bekas operasi
- Nafsu
makan berkurang
|
· Tanda
Vital
TD
:110/70mmHg
S : 36,80c
P : 22 x/i
N
: 80 x/i
· Terdapat
bekas luka operasi
Pemerikaan
Labor
Gol darah: B
Hb : 9,7 g/dl
Ht
: 29 %
Leukosit: 3,5 x 106/mm3
Trombosit : 373 x 103/mm3
|
Ibu 47 th post laparatomi hari
ke-4 dengan diagnose neoplasma ovarium
kistik corpus padat
|
1. Menginformasikan
kepada pasien tentang hasil pemeriksaan, TTV ibu dalam batas normal, Pasien
telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini agar mempercepat penyembuhan luka operasi ibu, ibu
sudah bisa jalan ke kamar mandi sendiri dengan di bantu oleh keluarga.
3. Menganjurkan
ibu untuk meningkatkan nutrisi agar tubuh tetap sehat, ibu tidak menghabiskan
makanan yang telah disediakan.
4. Memberikan
penyuluhan mengenai personal hygiene pada ibu agar ibu dapat menjaga
kebersihan untuk mencegah infeksi, ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
5. Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapy
·
Obat kemoterapy Cyclesphamid 600
mg dan cysplatin 60 mg
·
Obat oral curcuma 3x1,
ondansentron 2x1 dan benovit C 2x1
Evaluasi: Ibu telah mendapatkan terapi
obat
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kista ovarium
paling sering berupa kista folikel atau kista korpus luteum yang dapat
menyebabkan amonorea yaitu kondisi ketiadaan menstruasi atau periode loncatan
menstruasi. Kista ovarium merupakan
perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau
kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium.
Asuhan yang di
berikan pada kista ovarium didahului dengan melakukan
pengkajian, untuk mendapatkan data dan merumuskan diagnosa yang muncul. Kanker Indung
Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker
ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari
70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah
tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan
pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker
ovarium. Faktor resiko tejadinya kanker ovarium yaitu obat kesuburan, pernah
menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
dan/atau kanker ovarium, riwayat keluarga yang menderita kanker kolon,
paru-paru, prostat dan rahim.
B. SARAN
Berikan
penjelasan yang jelas kepada pasien dan tentang penyakitnya. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi. Kepada mahasiswa atau pembaca
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila
terdapat tanda dan gejala penyakit kista ovarium, maka kita dapat melakukan
tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih
buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar