BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Infeksi virus hepatitis B (VHB) pada
wanita hamil merupakan masalah kesehatan yang serius. Penularan VHB vertikal
perlu dicegah mengingat bahwa 90% bayi yang tertular akan menjadi pengidap
kronik, diperkirakan 40% diantaranya akan meninggal karena sirosis hati atau
kanker hati primer pada saat berumur sekitar 40 tahun, disamping juga merupakan
fokus yang infeksius untuk penyebaran horizontal. Pengelolaan yang benar pada
ibu hamil atau bersalin dengan infeksi VHB, diharapkan akan menurunkan kejadian
penularan VHB secara vertikal maupun horizontal.
1.2 Rumusan
Masalah
1 Jelaskan
jenis-jenis hepatitis?
2 Bagaimana
cara penularan penyakit hepatitis?
3 Apa
penyebab hepatitis.?
4 Jelaskan
gambaran klinik hepatitis?
5 Apa
pengaruh hepatitis dalam kehamilan?
6 Apa
pengaruh hepatitis dalam persalinan dan nifas?
7 Bagaimana
penanganan penyakit hepatitis?
1.3 Tujuan
Tujuan umum
1
Untuk menambah
pengetahuan kepada kami (calon bidan) mengenai masalah hepatitis dalam
kehamilan dan persalinan.
2
Untuk memberikan
pengetahuan tentang dampak serta penanganan hepatitis dalam kehamilan dan
persalinan.
3
Untuk melengkapi tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Tujuan Khusus
1
Mengetahui jenis-jenis
hepatitis
2
Mengetahui cara
penularan penyakit hepatitis
3
Mengetahui penyebab
hepatitis.
4
Mengetahui gambaran
klinik hepatitis
5
Mengetahui pengaruh
hepatitis dalam kehamilan
6
Mengetahui pengaruh
hepatitis dalam persalinan dan nifas
7
Mengetahui penanganan
penyakit hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN
INFEKSI HEPATITIS
Penyakit Hepatitis adalah peradangan
pada hati
karena toxin, seperti kimia,
obat atau agen penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis
virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ
hati manusia. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis
akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A,
hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis G.
Masing-masing dengan manifestasi klinisnya hanya sedikit berbeda. Perbedaan
terjadi oleh karena spesies virusnya berbeda-beda sehingga dampak klinisnya dan
dampaknya terhadap janin dan bayi berbeda-beda.
Infeksi
hepatitis tersebut dijabarkan sebagai berikut:
2.1.Hepatitis A
Terjadi pada sekitar 30-35 % kasus
hepatitis akut dan virusnya tergolong “picorna virus”.
a. Cara
penularannya:
1. Kontak
langsung dengan kotoran, urine, dan saliva serta cairan tubuh lainnya
2. Masa
inkubasinya sekitar 15-50 hari dengan rata-rata 20-30 hari.
b. Gejala
umumnya
1. Lemas,
cepat lelah dan kurang nafsu makan.
2. Mual
dan muntah
3. Di
daearah hatinya:
a) Nyeri,
tegang
b) Nyeri,
tekan
c) Hati
membesar
d) Tampak
ikterus ringan sampai berat tergantung gangguan fungsi hatinya.
4. Pada
bentuk fulminan
a) Ensefalopati
b)
Ganggaun fungsi hati
yang berat
c. Diagnosis
1. Memperhatikan
gejala klinisnya
2. Pemeriksaan
laboratorium:
a) IgM
positif selama masa inkubasi 25-30 hari.
b) Tergantung
gangguan fungsi hati -> SGOT-SGPT dan bilirubin meninggkat.
3. Kesembuhan
dapat terjadi dalam waktu 6-8 minggu.
4. Pengobatan
tidak banyak, diantaranya
a) Meningkatkan
nilai makanan dan vitamin.
b) Istirahat
cukup baik.
d. Pengaruhnya
terhadap janin:
a. Tidak
ada.
b. Antibodi
menuju janin sehingga mempunyai kekebalan.
c. Dapat
pula diberikan immunoglobulin pada umur 12 minggu.
e. Pencegahan
Sebagai usaha
pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti
dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi penyebaran
mata rantai penyakit Hepatitis A. Jenis imunisasi hepatitis A dibagi menjadi :
1.
Imunisasi
Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix)
2.
Kombinasi
dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix).
Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster
yang dilakukan 6 - 12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi
orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering
jajan di luar rumah.
f.
Pengobatan
Penderita yang
menunjukkan gejala Hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut
penyakit kuning, letih dan sebagainya , diharapkan tidak banyak beraktivitas
serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun
demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu
makan dan obat mual.
2.2.Hepatitis B
Hepatitis
B merupakan penyakit peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV), di masyarakat penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan
sakit liver. Diagnosis pasti penderita mengidap hepatitis B bila ditemukan
HBsAg positif dalam pemeriksaan darahnya. Masa inkubasi virus ini dari mulai
terpapar hingga menimbulkan gejala berkisar 6 minggu hingga 6 bulan. Jika
dibiarkan berlanjut, penyakit ini akan berlangsung kronik dan timbul keadaan di
mana sel-sel hati akan mengalami pengerasan yang disebut sirosis hepatis.
Tak jarang pula hepatitis B ini menjadi penyebab kanker hati. Pada kedua
keadaan tersebut harapan hidup pasien akan menjadi sangat rendah.
Meliputi
sekitar 40-45% kasus dari semua hepatitis. Virus penyebabnya tergolong DNA –
partikel dane.
Antibodi yang
ditimbulkannya terdapat tiga jenis:
ü Antigen
permukaan : HbsAG.
ü Antigen
inti atau pusat : HbcAG.
ü Antigen
E : HbeAG
a. Cara
penularannya
a) Suntikan
parenteral.
b) Hubungan
seksual.
c) tato
serta transfusi darah
d) Infeksi
vertikal saat perinatal pada bayinya sekitar 75%.
b. Dampak
pengaruhnya terhadap janin :
a) Tidak
menimbulkan kelainan kongenital.
b) 15%
akan menimbulkan komplikasi usia muda dalam bentuk hepatoma dan sirosis
hepatis.
c. Dasar
diagnosis:
a) Sulit
dilakukan karena sebagian besar merupakan karier.
b) Inkubasinya
45-150 hari.
d. Analisis
pemeriksaan laboratorium:
a) Titer
HbeAG positif tinggi artinya infeksi masih aktif.
b) Titer
HbsAG tetap positif artinya penyakinya persisten.
e. Gejala
klinisnya;
a) Lemas.
b) Cepat
lelah.
c) Infeksi
akut menahun.
d) Ikterus
(terutama pada area mata yang putih / sklera)
e) Nyeri
abdomen
f) kencing
tampak seperti air teh
f. Profilaksis.
a) Pada
ibu hamil yang tes antibodinya negatif sebaiknya mendapatkan vaksinasi setelah
persalinan.
b) Bayi
yang lahir dari ibu sero positif:
-
Berikan HBIG 0,5 IM
segera.
g.
Hepatitis
B dalam kehamilan
-
Vaksinasi 12 jam
setelah lahir atau serial. Untuk menghindari komplikasi pada masa dewasa muda
dalam bentuk hepatoma dan seros hepatis.
-
Pada penderita hepatitis B,
kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan tetapi jika
terjadi infeksi akut pada kehamilan, terutama trimester ke III (akhir)
kehamilan, maka dapat mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminan yang
dapat menimbulkan resiko kematian yang tinggi bagi ibu dan bayi.
-
Adapun ibu yang menderita hepatitis
B kronis tetap bisa mengandung calon bayinya. Namun yang terpenting ialah titer
virus hepatitis B yang terkontrol. Penularan virus dari ibu ke bayi memang
dapat terjadi. Biasanya penularan terjadi melalui plasenta, kontaminasi dengan
darah dan kotoran ibu ketika persalinan, maupun kontak langsung ibu dengan bayi
setelah melahirkan. Untuk itu kesadaran dalam memeriksakan kandungan kepada
dokter dan ilmu yang cukup sangatlah penting bagi ibu hamil dengan penyakit
ini.
h.
Pencegahan
-
Skrining
ibu hamil, skrining HBsAG pada ibu hamil dilakukan terutama
pada daerah di mana terdapat prevalensi tinggi. Hasil skrining sangat
menentukan tindakan selanjutnya bagi ibu seperti pemberian obat antiviral oleh
dokter bila dipandang perlu.
-
Imunisasi, ternyata
penularan hepatitis B dari ibu ke bayi sebagian besar dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi. Pemberian vaksinasi HB pada bayi diberikan pada hari ke 0,
umur 1, dan 6 bulan.
i.
Persalinan dan
pemberian ASI
Penentuan
jenis persalinan akan ditentukan oleh dokter. Pada ibu dengan titer virus
rendah, dapat melahirkan normal dengan syarat persalinan jangan dibiarkan lama
yaitu lebih dari 16 jam. Jika persalinan berlangsung lebih dari waktu tersebut
maka harus segera dilakukan seksio sesarea. Sama halnya pada ibu dengan titer
yang tinggi ( lebih dari 3,5 pg/mol), lebih baik persalinan dilakukan dengan
operasi.
Pemberian
ASI dianggap aman karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penularan
melalui saluran cerna membutuhkan titer virus yang jauh lebih tinggi
dibandingkan penularan melalui darah maupun luka.
j.
Pengobatan
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang
ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan
sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan
telan (oral) dan secara injeksi.
1.
Pengobatan oral yang terkenal adalah
§
Pemberian obat Lamivudine dari
kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan
bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme
hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari
dokter.
§
Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian
secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan
berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
§
Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini
diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat
ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme
hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan
stabil.
2. Pengobatan
dengan injeksi / suntikan adalah
§ Pemberian
suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß
yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di
sekitarnya.
§ Injeksi Alfa Interferon (dengan
nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala
pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping
pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat
depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat
letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan
pemberian paracetamol.
2.3.Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). Infeksi virus ini
menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik
yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.
Virusnya
tergolong RNA – flavivirus atau pestivirus. Masa inkubasinya sekitar 5-10
minggu.
a. Penularannya
pada:
a)
Kecanduan obat.
b)
Transfusi darah.
c)
Secara parenteral.
d)
Dapat terjadi bersama
virus AIDS.
b. Bentuk
asimptomatisnya:
a) Hanya
harus dijumpai inti virus hepatitis C.
b) Berkisar
65-75%.
c) Ikterus 25%.
d) Tampak
sakit hanya 10%.
c. Pengaruhnya
terhadap bayi;
a) Tidak
menimbulakan kelainan kongenital.
b) Dapat
terjadi ikterus neonaturum.
d. Bentuk
akhir hepatitis C:
a) 70
- 75% infeksi menahun.
b) 35%
menjadi sirosis.
c) 20
– 30% menjadi hematoma
e.
Pencegahan
Sebagai
usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan
teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi
penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis C.
f. Pengobatan
Saat ini
pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa,
Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun
tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda
sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir
penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang
cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk
itu perlu penanganan pada stadium awalnya.
2.4.Hepatitis E
Virusnya tergolong calcivirus, masa
inkubasinya 2-9 minggu, penularannya melalui:
a) Oral
saliva.
b) Feses.
Tidak
menimbulkan gangguan dan kelainan kongenital janin. Pengobatan saat infeksi
akut seperti pengobatan Hepatitis A.
2.5.Hepatitis D
Virusnya
tergolong virus hepatitis Delta – RNA. Untuk dapt menimbulkan keluhan harus
disertai dengan infeksi hepatitis B.
a) Infeksi
bersama; terjadi infeksi virus D dan B.
b) Superinfeksi:
terjadi infeksi akut hepatitis pada kasus hepatitis B menahun.
Kesembuhan baik, jika bayi
mendapatkan vaksinasi hepatitis B, berarti bayi juga mempunyai antibodi untuk
hepatitis D.
2.6.Hepatitis infeksiosa
a. Penyebab:
virus A dan B hepatitis.
b. Gambaran
klinik
ð Anorexsia,
mual, muntah, demam, nyeri ulu hati, ikhterik, dan perbesaran hati.
c.
Pengaruh dalam
kehamilan
a) Terjadinya
abortus, partus prematurus, dan IUFD.
b) Apakah
virus ibu masuk ke daslam tubuh janin belum dapat dipastikan.
d.
Pengaruh dalam
persalinan dan nifas
a) Penghentian
kehamilan tidak akan mengubah jalannya penyakit baik dengan jalan abortus
buatan maupun dengan induksi persalinan.
b) Bila
tidak ada indikasi penyelesaian persalinan pervaginam diawasi dengan baik.
c) Kala
II boleh diperpendek dengan vakum atau forsep.
d) Bahaya
yang paling mengancam ibu adalah pada paska persalinan karena sering terjadi
perdarahan yang hebat dan sulit dikontrol atau hipofibrinoo-genimia.
e.
Penanganan
a)
Sama dengan kondisi
tidak hamil bekerja sama dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam.
b)
Penderita harus
dirawat,istirahat diet hepatitis.
c)
Diberikan infus cairan
(dekstrosa dan glukosa) dan elektrolit yang cukup
d)Obat-obatan
: antibiotik,kortikosteroid,dan obat proteksi hati.
BAB
III
KASUS
Ny
A umur 25 tahun datang pada tanggal 9 Mei 2012 pada pukul 07.30 wib di BPS
MUTIA SAMIRA PUTRI, M. Keb. Ibu mengaku hamil 4 bulan, HPHT 20 Februari 2012.
Ibu mengatakan ini kehamilan 1. Ibu mengatakan sering mual dan muntah, dan saat
ibu kencing air seni berwarna kuning tua, ibu mengeluh karena sering merasa
panas dan susah tidur sejak 2 hari yang lalu.
3.1 Pendokumentasian SOAP
pada ibu hamil dengan infeksi hepatitis
Data
Subjektif : Ny A umur 25 tahun datang, ibu
mengaku hamil 4 bulan, HPHT 20 Februari 2012, TP 27 November 2012. Ibu mengatakan
ini kehamilan 1. Ibu mengatakan sering mual dan muntah, dan saat ibu kencing
air seni berwarna kuning tua, ibu mengeluh karena sering merasa panas dan susah
tidur sejak 2 hari yang lalu.
Data
Objektif : secara umum kondisi ibu baik, hanya
terlihat kuning, kesadaran composementis, TD 120/80 mmhg, nadi 22 X/i,,
pernafasan 24X/i, suhu 37 o c, muka kuning pucat, konjungtiva mata
anemis,, sklera ikterik (+), tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid,
payudara simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, belum ada
pengeluaran kolostrum hepar dapat diraba, Tfu pertengahan pusat simfisis, DJJ 135
X/i, kuku terlihat kuning dan pucat, reflek patella kiri dan kanan (+),
ektremitas bawah tidak ada oedema dan varices, pemeriksaan penunjang : lab
darah Hb 10 gr%, lab HBSAg (+)
Assesment
: Ibu G1P0H0 hamil 16 minggu dengan dicurigai
ibu terinfeksi virus hepatitis, janin hidup tunggal, intrauterin.
Masalah potensial : abortus
Tindakan segera : kolaborasi dengan
dokter SpOG dan dokter Sp.PD
Penatalaksanaan
:
1.
Memberitahukan hasil
pada saat ini secara umum ibu dalam keadaan baik yaitu TD 120/80 mmhg, nadi 22
X/i,, pernafasan 24X/i, suhu 37 oc. Ibu sedikit kurang darah Hb 10gr%
pada pemeriksaan hati dapat diraba, pemeriksaan penunjang HBSAg (+) dan ibu
dicurgai terinfeksi virus hepatitis, ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2.
Beritahu ibu untuk
memakan makanan bergizi dan banyak mengkonsumsi sayur seperti sayur bayam,
kangkung dan lainnya agar dapat menambah darah sehingga ibu tidak terkena
anemia selain itu sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan
rendah lemak seperti ikan, tahu, tempe dan lainnya. ibu mengerti dan berjanji
akan melakukannya.
3.
Menganjurkan ibu tidak
minum kopi, minuman yang beralkohol, kurangi minum teh karena memerlukan proses
detoksofikasi dalam hati dan akan memperberat kerja hati. ibu mengerti dan
tidak minum minuman yang beralkohol, kopi dan mengurangi minum teh.
4.
Memberikan ibu tablet
Fe agar ibu tidak terkena anemia yang dapat membahayakan kondisi ibu dan janin.
selain itu memberitahu ibu cara meminum tablet Fe yaitu dengan minum air putih
dan diminum 1 x sehari secara rutin . ibu mengerti akan penjelasan bidan dan
berjanji akan melaksanakannya
5.
Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup yaitu pada malam 8 jam, siang 2 jam agar kondisi ibu tidak
bertambah buruk karena istirahat yang cukup dapat membantu pemulihan lebih baik
dan ibu akan merasa bugar. ibu mengerti dan berjanji akan melaksanakannya.
6.
Menganjurkan ibu untuk mencegah
penularan kepada anggota keluarga yang lain dengan mengkhususkan peralatan
makanan dan minuman seperti piring, gelas, sendok, dan lain-lain, ataupun sikat
gigi yang dipakai ibu sehingga diharapkan mencegah penyebaran karena jika
keluarga tertular akan lebih sulit di proses penyembuhan dan penanganan pada
ibu. ibu mengerti dan berjanji akan melakukannya.
7.
Memberikan ibu motivasi
berupa dukungan dan semangat pada ibu bahwa ibu akan baik-baik saja selama ibu
sering memeriksakan diri dengan rutin sehingga perkembangan penyakitibu dapat
diminimalkan penyebarannya. ibu mendapat dukungan dan motivasi.
8.
Berkolaborasi dengan
dr. spesialis penyakit dalam dan dr. kandungan untuk dapat memberikan
penanganan dan pencegahan komplikasi selama kehamilan pada ibu sehingga
diharapkan ibu dan jani dalam kondisi yang baik . Kolaborasi telah dilakukan
dengan dokter ahli kandungan
9.
Memberitahu ibu
kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin
dan memberikan asuhan yang berkelanjutan . ibu telah mengetahui kunjungan ulang
dan berjanji akan melakukan kunjungan ulang pada minggu tersebut.
10.
Dokumnetasikan hasil
pemeriksaan. mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan pada ibu ke dalam SOAP. Pendokumentasian telah dilakukan.
BAB
1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit Hepatitis adalah peradangan
pada hati
karena toxin, seperti kimia,
obat atau agen penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis
virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ
hati manusia. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis
akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
Hepatitis diketegorikan dalam beberapa
golongan, diantaranya :
a. hepatitis
A
b. hepatitis
B
c. hepatitis
C
d. hepatitis
D
e. hepatitis
E
f. hepatitis
G.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah
ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hepatitis dan cara penanggulangannya.
Penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu maka diharapkan krikitan dan
saran untuk penulisan kedepannya.
Semoga
makalah ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar