Sabtu, 11 Januari 2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Penyebab kematian maternal yang terpenting di Indonesia seperti halnya di negara lain 95% disebabkan trias klasik, yaitu perdarahan, diantaranya perdarahan ante partum, seperti pada plasenta previa, preeklamsi dan eklamsi, serta infeksi. Penyebab tak langsung seperti penyakit hepatitis, tuberculosis, anemia, malaria, diabetes mellitus (Manuaba, 2001). Kematian dan kesakitan ibu juga berkaitan dengan pertolongan persalinan dukun sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor pelayanan medis (Manuaba, 2001).

1.2.       Tujuan
1.2.1.      Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu postpartum dengan Sectio Caesarea atas indikasi plasenta previa di rawat gabung Irna A kebidanan RSUP Dr. M. Damil Padang.


1.2.2.      Tujuan Khusus
1.2.2.1                 Melakukan pengkajian data subjektif pada ibu postpartum dengan Sectio Caesarea atas indikasi palenta previa di rawat gabung Irna A Kebidanan RSUP Dr.M. Djamil Padang.
1.2.2.2                 Melakukan pengkajian data objektif pada ibu postpartum dengan Sectio Caesarea atas indikasi palsenta previa di rawat gabung Irna A Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.
1.2.2.3                 Melakukan Analisa/diagnosa masalah pada ibu postpartum dengan Sectio Caesarea atas indikasi plsenta previa di rawat gabung Irna A Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.
1.2.2.4                 Melakukan penatalakasanaan asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan Sectio Caesarea atas indikasi palsenta previa di rawat gabung Irna A Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.
1.2.2.5                 Melakukan pendokumentasian SOAP

1.3.       Batasan Masalah
Masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah bagaimana menerapkan asuhan kebidanan pada ibu postpartum dengan Sectio Caesarea atas indikasi plasnta previa di rawat gabung Irna A Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.






















BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Plasenta previa
1. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri  internum.
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kearah proksimal memungkinkan pasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikut perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam  persalinan kala satu bias mengubah luas permukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasfikasi dari plasenta previa ketka pemeriksaan dilakukan bak dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan pemeriksaan ultrasonografi maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara berkala dalam asuhan antenatal maupun sauhan intranatal.

2.    Klasfikasi
1.      Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
2.      Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3.      Plasenta previa marginalis adalh placenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
4.      Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasipada segmen bawah rahm yang sedemkan rupa sehingga tepi bawahnya berada padajarak lebih kurang 2cm dari ostium uteri internum.
3.      Etiologi
     Penyebab blatokista berimplementasi pada segmen bawah rahim belumlah diketahui dengan pasti. Mungkn secara kebetulan saja blatokista menimpa desidua di segmen bawah rahim tanpa latar  belakang lain yang mungkin teor lain mengemukakan sebagi salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tdal memadai, mungn sebagai proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut,cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kerokan, miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai factor resiko bagi terjadinya plasenta previa. Cacat bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali. Pada perempuan merokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tingg 2 kali lipat. Hipoksemia akbat karbon mono-oksida hasil pembakaran rokok menyebabkn plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Palsenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bias menyebabkan pertumbuhan lasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atua seluruh ostium uteri internum.
     
4.  Patofisiologi
   Pada usia kehamilan yang lanjut, umunya pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapa plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagai mana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu desidua basls yang bertumbuh menjad bagian dari uri.
 Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akn mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagi tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar dan membuka ada bagian plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi ini akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari palasenta. Oleh karena pembentukan segme bawah rahim itu pendarahan pada plasenta previa psti kan terjadi (unavoidable bleeding). Pedrahan ditempat itu relative dipermudah dan banyak karena segmen bawah rahim dan serviks tidak bisa berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimlikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akn tertutup dengan sempurna. Perdaraan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecual jka ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta diman pendarahan berlangsung lebih banyak dan lebh lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akn belangsung lama dan progresif dan bertahap, maka laserasi baru akn mengulang kejadian perdarahan. Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain . darh yang keluar bewarna merah segar anpa rasa nyeri . pada alsenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahm terbentukterlebh dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya pada plasenta previa parsialis ataletak rendah, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekat atau mula persalinan. Perdarahan ertama sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu tetapilbih separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 mingu keatas. 

5.   Gambaran klinik
   Ciri yang menonjol dari plasenta adalh perdarahan uterus keluar melalui vagina tana rasa nyeri . perdarahan biasanya baru terjadi pada trimester kedua keatas. Perdaraha pertama berlangsung tidak banyak dan berhent sendiri. Perdarhan trjadi tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Ada setiap pengulangan terjd perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru terjad pada waktu mula persalinan. Perdarahan bisa sedikit samai banyak mirip  pada solusi plasenta. . perdarahan di perkuat sehubung segmen baewah rahim tidak mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demka perdarahan bisa berlansung samai pasca persalinan.
Berhubungan plasenta terleak pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi diatas simpisis denga letak janin tidak dalm letak memanjang. Palpas abdomen tidak membuat ibu nyeri dan perut tdak tegang.
 
6.   Diagnosis
Perempuan yang hamil mengalami perdarhan dalam kehamilan lanjut biasanya menderita plasenta previa atau solutio plasenta. Gambaran klinik yang klasik dapat membedakan antar keduanya. Dahulu untuk kepastian diagnosis pasien dipersiapkan di kamar bedah untuk flakukan pemeriksaan dalam.
Dewasa ini double set up examination pada banyakrumah sakit sudah jarang dilakukan behubungan telah tersedia alat ultrasonografi.trans abdominal ultrasonografi dalam keadaan kandung kemih  yang dikosongkan akan memberi kepastian diagnosis plasnta previa dengan ketetapan tinggi sampai 96%-98%.

7.   Komplikasi
a.       Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta plasenta dari perlekatannya di utrus dapat berulang dan semakn banyak, dan perdarahan yang terjad itu tidak dapat dicegah sehingga pnderita menjad anemia bahkan syok.
b.      Oleh karena yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen ini yang tipis mudahla jaringan troflbas dengan invasinya mneroboskedalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta preketa.
c.       Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang banyak. Oleh karena tu harus hati hati pada semua tindakan manual di tempat ini misalnya pada waktu mengeluarkan anak pada waktu insisi pada segmen bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retens plasenta.
d.      Kelana letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ni memaksa lebih sering diambl tibdakan operasi dngan segala konsekuensinya.
e.       Kelahiran premature dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian  karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm
f.       Komplikasi lain yang dilporkan dalam kepustakaan selain masa rawatan yang lebih lama adala beresiko tinggi untk solution plasenta.

8.      Penanganan
Setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau trimester ketiga harus dirawar di rumah sakit. Pasien diminta istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan drah lengkap termasuk golongan darah dan factor Rh. Jika kemudian perdarahan tdak banyak dan berhenti dan janin dalam keadaan premature dibolehka pulang dan dilanjutkn dengan rawart rumah dan rawat dan rawat jalan dengan syarat telah data konsultasi yang cukup dengan phak keluarga agar dengan segera kembali kerumah sakit jika perdarahan berulang.
Selama rawat inap mungkin perlu diberikan tranfusi darah dan terhadap pasien dilakukan pemantauan janin dan observasi kesehatan maternal yang ketat berhubung tdak bsa diramalkan pada pasien kapan terjadnya perdarahan berulang.
Perdarahan dalam trimester ketiga perlu pengawasan lebih ketat dengan istirahat baring yang lebih lama dalam rumah sakit dan dalam keadaan yang serius cukup alas an untuk merawatnya sampai melahirkan. Serangan perdarahan berulang yang banyak bisa saja terjadi sekalpun pasien distirahatkan . jika pada waktu masuk tejadi perdarahan yang banyak perlu dilakukan terminasi bila keadaan janin sudah viabel. Bl perdarahan tidak sampai sedemikian banyak paien diistirahatkan sampai kehamilan 36 minggu dan bila pada amniosintesis menunjukkan paruh janin sudah matang, terminasi dapat dilakukan jika perlu melalui seksio sesarea.

              
2.2 Sectio Cesarea
2. 2. 1.  Pengertian
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500gram. ( Wiknjosastro,2005).  Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500 gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
Jenis–jenis seksio sesare :
1.      Seksio sesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
2.      Seksio sesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

2. 2. 2.  Etiologi
1.      Indikasi yang berasal dari ibu ( etiologi ).
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya ).
2.      Indikasi yang berasal dari janin.
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.

2. 2. 3.  Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan normal tidak memungkinkan akhirnya harus dilakukan SC.

2. 2. 4.  Komplikasi
1.Infeksipuerperal
         Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2.Perdarahan
         Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan          sebagainya sangat jarang terjadi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
Anjuran Operasi
·         Dianjurkan jangan hamil lebih kurang satu tahun dengan munggunakan alat kontrasepsi.
·         Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengam antenatal yang baik.
·         Yang dianut adalah “Once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada panggul sempit atau disporposi segala pelvik.

2. 2. 5.  Pemeriksaan penunjang
 - USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.
 - Pemeriksaan hemoglobin
 - Pemeriksaan Hema tokrit


2. 2. 6.  Penatalaksanaan
1. Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea
    a. Persiapan Kamar Operasi
·         Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai
·         Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi

     b. Persiapan Pasien
·         Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.
·         Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien
·         Perawat member support kepada pasien.
·         Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan   sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).
·         Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit yang pernah di derita oleh pasien.
·         Pemeriksaan laboratorium (darah, urine).
·         Pemeriksaan USG.
·         Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.

2. Perawatan Post Operasi Seksio Sesarea.
    a. Analgesia
           Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan cara serupa 10 mg morfin.
·         Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.
·         Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.
Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya diberikan bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.

    b. Tanda-tanda Vital
             Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.

    c. Terapi cairan dan Diet
          Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada hari kedua.

    d. Vesika Urinarius dan Usus
               Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.

    e. Ambulasi
              Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan dengan pertolongan.

     f. Perawatan Luka
              Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.


    g. Laboratorium
               Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia.

    h. Perawatan Payudara.
             Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.

     i. Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit.
                   Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain.






















BAB III
STUDI KASUS

KASUS
Pasien Ny “L” G3P2A0H2  berumur 38 tahun masuk ke KB IGD tanggal 30 September  2013  dengan keluhan keluar flek dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS  PADA NY “L” P3 A0 H3 DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS  DI RAWAT GABUNG KEBIDANAN
RSUP Dr. M DJAMIL PADANG

I.          PENGUMPULAN DATA
A.     Identitas / Biodata
Nama ibu                                 : Ny. “L”
Umur                                       : 28ahun
Suku / bangsa                          : Minang/ Indonesia
Agama                                     : Islam
Pendidikan                               : SMA
Pekerjaan                                 : IRT
Alamat rumah                          : Parak kopi Alai
Telepon                                   : 081378520709

Nama Suami                            : Tn. “F”
 Umur                                      : 32tahun
Suku / bangsa                          : Minang/ Indonesia
Agama                                     : Islam
Pendidikan                               : SMA
 Pekerjaan                                : swasta
 Alamat rumah                         : Parak kopi Alai
 
B.            ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
Tanggal            : 3 Oktober 2013
Pukul               : 10.00 WIB
 Alasan masuk : ibu post SC atas indikasi Plasenta previa
1.         Riwayat menstruasi
a. Menarche                                          : ± umur 13 th
b. Siklus                                                : 28 hari
c. Lama                                                 : 5-7 hari
d. Banyaknya                                        : 2-3x ganti pembalut
e.Sifat darah                                          : encer
f. Disminorea                                        : tidak ada
2.         Riwayat perkawinan
a. Kawin                                                : Th 2004
b.Setelah kawin berapa lama hamil       : 1bulan
3.         Riwayat persalinan
a.       Tempat melahirkan                        : RSUP. Dr. M. Djamil Padang
b.      Ditolong oleh                                 : Dokter
c.       Tanggal persalinan                         : 30 September 2013
d.      Ibu
·         Jenis persalinan           : buatan (SC)
·         Komplikasi                  : ibu plasenta previa totalis
·         Plasenta                       :
-          Ukuran                        : normal
-          Berat                            : ± 660 gram
-          Kelainan                      : tidak ada
·         Panjang tali pusat               : ± 60 cm
·         Perineum                           : Tidak ada laserasi
e.       Bayi
·         Lahir                                  : hidup
·         Jenis kelamin                     : laki -laki
·         BB/PB                                : 2800 gram/ 48 cm
·         Anus                                  : ada
·         Cacat bawaan                    : tidak ada
·         Masa gestasi                       : aterm
·         Air ketuban                       
-          Banyak            : ± 500 cc
-          Keadaan          : jernih
4. riwayat kehamilan,persalinan, nifas yang lalu
No
Tgl lahir anak
Usia kehamilan
Tempat persalinan
Jenis persalinan
Penolong
Komplikasi
Bayi
Nifas
Ibu
Bayi
Jk
BB/PB
Keadaan
Laktasi
Keadaan
1
2005
Aterm
RSUP.
Dr.M.Djamil
Buatan (SC)
Dokter

-
-
Pr
3500/50

Normal
ada
normal
2
2009
Aterm
RSUP.
Dr.M.Djamil
Buatan (SC)
Dokter
-
-
Pr
2600/46
normal
Normal
normal
3
Ini












5. Riwayat kesehatan
  1. Riwayat Penyakit
Jantung                                                                        : tidak ada
Ginjal                                                               : tidak ada
Asma/TBC Paru                                               : tidak ada
Hepatitis                                                          : tidak ada
D. M.                                                               : tidak ada
Hipertensi                                                        : tidak ada
Epilepsi                                                            : tidak ada
PMS                                                                 : tidak ada
  1. Riwayat Alergi            
Makanan                                                          : tidak ada
Obat-obatan                                                     : tidak ada
c.   Riwayat Transfusi Darah                                               : tidak ada
d.   Riwayat pernah mengalami gangguan jiwa        : tidak ada


6.   Riwayat kesehatan keluarga:
  1. Riwayat penyakit
Jantung                                                                        : tidak ada
Ginjal                                                               : tidak ada
Asma                                                               : tidak ada
TBC                                                                 : tidak ada
D. M.                                                               : tidak ada
Hipertensi                                                        : tidak ada
Epilepsi                                                            : tidak ada
  1. Riwayat kehamilan
Gamelli/ Kembar                                             : tidak ada
c. Psikologis                                                           : tidak ada

7. Pola makan
Makan sehari-hari
Pagi         : 1 piring nasi goreng   + 1 butir telur + 1 gelas air putih
Siang        : 1 piring nasi + 1/2 potong lauk + 1/2 mangkuk sayur + 1 gelas air putih
Malam     : 1 piring nasi + ½ potong lauk + ½ mangkuk sayur + 1 gelas air putih
masalah   :Tidak ada

8. Pola eliminasi
a.       BAK
1. Frekuensi       : ±3x sehari
2. Warna                        : Kuning jernih
3. Keluhan         : Tidak ada
b.   BAB
1. Frekuensi       :  ±1x sehari
2. Warna            : Kuning kecoklatan
3. Konsistensi     : Lunak
4. Keluhan         : tidak ada

9. Pola istirahat dan tidur
a. Siang                                    :  ±1 jam
b. Malam                     :  ± 7 jam


C.     DATA OBJEKTIF
a. PEMERIKSAAN UMUM
1.      Keadaan umum                                            : sedang
2.      Keadaan emosional                                      :  stabil
3.      Tanda vital                                                   
·         Tekanan darah                                              : 120/80 mmHg
·         Nadi                                                              : 82 x/i
·         Nafas                                                            : 20 x/i
·         Suhu                                                             : 37 0C
4.      BB Sekarang                                                 : 58 kg
5.      TB                                                                : 150 cm

b. PEMERIKSAAN KHUSUS
a.       Mata : conjuctiva merah muda,sklera tidak ikterik
b.      Muka: terdapat cloasmagravidarum,dan tidak oedema
c.       Mulut : mukosa bibir dan lidah lembab,tidak ada stomatitis
d.      Gigi : bersih,tidak ada flak dan tidak ada caries
e.       Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
f.       Payudara                                                      
·         Pengeluaran                                                  : Asi +
·         Bentuk                                                          : simetris
·         Putting susu                                                  : menonjol
g.  Uterus                                                     
·         Tinggi fundus uteri                                       : 2 jari bawah pusat
·         Konsistensi     : keras
h. Pengeluaran lochia
·         Warna                                                           : kuning kecoklatan
·         Jumlah                                                          : normal
i. Perineum                                                   : Tidak ada jahitan
 j.  Kandung kemih                                : Tidak teraba
k. Ekstremitas atas dan bawah                          
·         Oedema                                                        : tidak ada
·         Sianosis pada ujung jari                                : tidak ada
·         Kemerahan                                                   : tidak ada
·         Pergerakkan                                                  : normal

D.     PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1.      Darah
-          Hb                                                                : 10,2
-          leukosit                                                         : 15,9
-          eritrosit                                                         : 4,2 x 106
-          hematokrit                                                    : 31 %
-          trombosit                                                      : 212
-          protein                                                          : -


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “L” P3A0H3 DENGAN PLASENTA PREVIA POST SC DI RUANG RAWAT GABUNG KEBIDANAN RSUP DR. M DJAMIL PADANG

SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ANALISA
PENATALAKSANAAN
Tanggal :
3 Oktober 2013

 Ibu mengatakan:
-          melahirkan tanggal 30 September 2013 dan bayi hidup
-           ini anak ke tiga

-Keadaan umum: Sedang
       
-Keadaan emosional :  stabil
TTV:                                                                            : tidak stabil
TD120/80 mmHg
S : 37˚c , P:20x/i, N:82x/i


Pemeriksaan Khusus
Mata : conjuctiva
merah muda,sklera
tidak ikterik
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
Payudara
Pengeluaran : Asi + bentuk : simetris Putting susu: menonjol

Uterus
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
Pengeluaran lochia
Warna : kuning kcoklatan  
Jumlah : normal 
Kandung kemih : Tidak teraba Ekstremitas atas dan bawah
Oedema : tidak ada                                                                                                                                                                                                        : normal

Terapi:
-          ceftriaxone 2x1g
-          antalgin 3x1
-          vitc 2x1


-Pemeriksaan Labor
-Hb : 10,2


Ibu P3A0H3 Post SC + Plaenta previa totalis + 3 hari
1. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga hasil pemeriksaan, pasien dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Menganjurkan ibu untuk beristirahat guna memulihkan kondisi ibu, Ibu mengatakan akan beristirahat

3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan nutrisinya, ibu mengerti dengan apa yang disampaikan

5. Memberikan terapi sesuai advis dokter yaitu memberikan ibu injeksi ceftriaxon  2 x1g sehari, serta mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikan seperti antalgin 3 x 1, vit C 2 x 1, Ibu telah diinjeksikan secara IV   pukul 06.00 WIB dan minum obat yang telah diinsrtuksikan.







BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
            Plasenta previa adalah plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri  internum.
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kearah proksimal memungkinkan pasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikut perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam  persalinan kala satu bias mengubah luas permukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasfikasi dari plasenta previa ketka pemeriksaan dilakukan bak dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan pemeriksaan ultrasonografi maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara berkala dalam asuhan antenatal maupun sauhan intranatal.
Klasifikasi:
1.      Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
2.      Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3.      Plasenta previa marginalis adalah placenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
4.      Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
4.2.Saran
Semoga studi kasus ini bermanfaat bagi si pembaca dan para institusi kesehatan untuk dijadikan sebagai acuan dalam memberikan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA






 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar