Sabtu, 11 Januari 2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus leteum atau tumor ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari ephitelium ovarium.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau kehamilan ektopik. Rumor yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Keganasan ovarium merupakan enam kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut . Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi , apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain sangat invasive, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar jelas
Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista , ada dua cara yang selama ini sudah dilaksanakan dan dikembangkan pemeriksaan sitologi cairannya, cara ini invasive, memakan waktu lama dan biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak invasive. Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita ,yaitu dengan kista dengan panduan ultrasonografi vaginal dilanjutkan tindakan pembedahan pengangkatan massa tumor yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis dibandingkan yang akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam menajemen intraoperasi maupun pasca operasi pada setiap kasus.
Pengobatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan tumor. Sekitar 98% lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50% yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat tumor adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apa definisi dan klasifikasi kista ovarium?
2.       Apa etiologi dan patofisiologi dari kista ovarium?
3.       Bagaimana manifestasi klinis dari kista ovarium?
4.       Bagaimana komplikasi dan diagnose dari kista ovarium?
5.       Apa saja pemeriksaan penunjang dari kista ovarium?
6.       Bagaimana penanganan dan cara pencegahan kista ovarium?

C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada klien dengan Ca.Ovarium di RSUP Dr. M Djamil, Padang
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk memahami definisi dan klasifikasi kista ovarium
b.      Untuk memahami manifestasi klinis dari kista ovarium
c.       Untuk memahami etiologi dan patofisiologi dari kista ovarium
d.      Untuk memahami komplikasi dan diagnose dari kista ovarium
e.      Untuk memahami apa saja pemeriksaan penunjang dari kista ovarium
f.        Untuk memahami bagaimana penanganan dan cara pencegahan kista ovarium






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Kista Ovarium
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi.
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium.Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik.
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.

B.     Klasifikasi kista Ovarium
Klasifikasi tumor ovari, sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi 2, yaitu kistik dan solid:
1.      Tumor Kistik Ovarium
Tumor kistik ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi  terutama yang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang  berasal dari corpus luteum. Tetapi disamping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena itu, tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non neoplastik (fungsional) dan neoplastik.
a.       Kista Ovarium Non Neoplastik (fungsional)
Macam-macam kista ovarium non neoplastik (fungsional), yaitu:
Ø  Kista Folikel
Kista folikel adalah struktur normal, fisiologis, sementara dan seringkali multiple, yang berasal dari kegagalan resorbsi cairan folikel dari yang tidak berkembang sempurna. Paling sering  terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi dan merupakan kista yang paling lazim dijumpai oleh ovarium normal. Diameter kista berkisar dari ukuran mikroskopik   sampai 8 cm (rata-rata 2 cm).
Kista folikel biasanya tidak bergejala dan menghilang dengan spontan dalam waktu < 60 hari. Jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi yang sangat pendek atau sangat panjang. Perdarahan intraperitoneal dan torsi merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Kista yang terus membesar dan menetap > 60 hari memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk     kista < 4 cm adalah pemeriksaan ultrasonografi awal, pemeriksaan ulang dalam waktu 6  minggu dan sekali lagi dalam waktu 8 minggu jika kista tetap ada. Pada kista folikel > 4 cm atau jika kista kecil menetap, pemberian kontrasepsi oral selama  4 - 8 minggu akan menyebabkan kista menghilang sendiri.
Ø  Kista Korpus Luteum
Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika  berukuran > 3 cm. Kadang-kadang diameter kista ini dapat sebesar 10 cm (rata-rata 4 cm). Penyulit proses ini dapat terjadi akibat perdarahan atau dari kista korpus luteum.
Tindakan operatif biasanya berupa kistektomi ovarii dengan mempertahankan ovarium. Operasi perlu dilakukan jika hemotorik cairan yang didapat melalui kuldosentesis > 15%. Namun jika perdarahan tidak begitu berat, rasa sakit dan nyeri tekan berhubungan dengan menstruasi yang terlambat atau amenorea, karena itu kista korpus luteum harus dibedakan dengan kehamilan ektopik, ruptur endometrium dan   torsi adneksa. Biasanya dilakukan dengan pemeriksaan HcG (Human Chorionik Gonadotropin) dan Ultrasonografi (USG). Kista yang menetap dapat menghilang setelah pemberian kontrasepsi oral selama 4 - 8 minggu.
Ø  Korpus Teka Lutein

Kista teka lutein biasanya bilateral, kecil dan lebih jarang dibanding kista folikel atau kista korpus luteum. Kista teka lutein diisi oleh cairan berwarna kekuning-kuningan. Berhubungan dengan penyakit trofoblastik kehamilan (misalnya mola hidatidosa, koriokarsinoma), kehamilan ganda atau kehamilan dengan penyulit diabetes melitus atau sensitisasi Rh, penyakit ovarium polikistik (Sindrom Stein Leventhal), dan pemberian zat perangsang ovulasi (misalnya klomifen atau terapi HcG).
Gejala-gejala yang timbul biasanya minimal (misalnya rasa penuh atau menekan pada pelvis), meskipun ukuran ovarium seluruhnya dapat sebesar 10 - 20 cm.
b.      Kista Ovarium Neoplastik
Macam-macam kista neoplastik, yaitu:
Ø  Kistoma Ovarii Simpleks
Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwana kuning.
Ø  Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista ini berasal dari teratoma. Namun, pendapat lain mengatakan kista ini berasal dari epitel germinativum atau mempunyai asal yang sama dengan Tumor Brenner. Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat besar.
Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perlakatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musim yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.
Ø  Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, bila multilokular perlu di curigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal dapat timbul asites.
Ø  Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.


                       
2.      Tumor Solid Ovarium
a.       Fibroma Ovarii
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum; sebaliknya, ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi, pada tumor yang agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis.
b.      Tumor Brenner
Besar tumor ini baraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5 cm) sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom meigs.
c.       Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 - 16 cm diameter.
Tentang asalnya ada beberapa teori, yang mendapat dukungan ialah 2 teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal aktopik dalam ovarium.

C.    Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
1.      Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
o   Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
o   Zat tambahan pada makanan
o   Kurang olah raga
o   Merokok dan konsumsi alcohol
o   Terpapar denga polusi dan agen infeksius
o   Sering stress
o   Zat polutan

2.      Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

D.    Patofisiologis
1.      Kista non neoplasma
a.       Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, di dalam kortek yang dalam timbul invaginasi dari permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba. Berukuran 1 cm sampai beberapa cm.
b.      Kista fungsional
§  Kista folikel. Kista dibentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertal, setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm.
§  Kista korpus luteum. Terjadi setelah ovulasi dikarenakan meningkatnya hormon progesteron. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang panjang, nyeri abdomen bawah atau pelvis. Jika ruptur pendarahan intraperitonial, terapinya adalah operasi oovorektomi.
§  Kista tuka lutein. Ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 % dari semua kehamilan. Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium dari berlebihnya HCG. Tindakannya adalah mengangkat mola.
§  Kista Stein Laventhal. Disebabkan kadar LH yang berlebihan menyebabkan hiperstimulasi dari ovarium dengan produksi kista yang banyak. Hiperplasia endometrium atau koriokarsinoma dapat terjadi. Pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan produksi LH dan oovorektomi.

2.      Kista neoplasma jinak
a.       Kistoma ovarii simplek.
Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi (putaran tangkai). Di duga kista ini adalah jenis kistadenoma serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
b.      Kistadenoma ovarii musinosum.
Asal tumor belum diketahui secara pasti, namun diduga berasal dari teratoma yang pertumbuhan satu elemen mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel germinativum.
c.       Kistadenoma ovarii serosum.
Berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritonium disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas, dan 30% sampai 35% akan mengalami keganasan.
d.      Kista endometroid.
Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
e.       Kista dermoid.
Adalah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur¬struktur ektoderma dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen ektoderm dan mesoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

E.     Manifestasi Klinis
Kebayakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi tumor tersebut.Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
 Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
§  Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
§  Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
§  Nyeri saat bersenggama.
§  Perdarahan.
Ø  Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
§  Gangguan haid
§  Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
§  Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
§  Nyeri saat bersenggama.
Ø  Pada stadium lanjut :
§  Asites
§  Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
§  Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
§  Gangguan buang air besar dan kecil.
§  Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

F.     Komplikasi
komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1.      Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.
2.      Perputaran tangkai
            Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen
3.      Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
4.      Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan abdomen.
5.      Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

G.    Diagnose
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.

H.    Pemeriksaan penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
      
1.      Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.      
2.      Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 
3.      Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.  
4.      Parasintesis           
fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.       
I.       Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.  
           Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko denga
ssn melakukan operasi yang tidak seberapa radikal

J.      Cara pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker ovarium, termasuk:
1.      Kontrasepsi oral(pil KB).
Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
2.      Kehamilan dan menyusui.
Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
3.      Tubal ligasi atau histerektomi.
Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi. Studi menunjukkan bahwa ooforektomi profilaksis menurunkan risiko kanker ovarium hingga 95 persen, dan mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat sebelum menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi, tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat indung telur mereka masih bisa mendapatkan yang serupa, tetapi jarang bentuk kanker yang disebut kanker peritoneal primer. Selain itu, profilaksis ooforektomi menginduksi menopause dini, yang dengan sendirinya mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda, termasuk peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan kondisi lain. Jika Anda sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas pro dan kontra dengan dokter Anda.








BAB III
STUDI KASUS

            Seorang pasien berumur 47 tahun dirawat di bangsal onkology tanggal 16 Oktober 2013 pukul 08.00 kiriman poliklinik kebidanan dengan diagnosa neoplasma ovarium kistik corpus padat susp malignancy , pasien telah dilakukan laparatomi pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 10.00 wib.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “N” DENGAN NEOPLASMA OVARIUM KISTIK POST LAPARATOMI HARI KE-4
DI RUANG GINEKOLOGI IRNA A KEBIDANAN
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL 21 OKTOBER 2013
Tanggal           : 21 Oktober 2013                                                       No.MR            : 841538
Pukul               : 10.00
I. PENGUMPULAN DATA
    A. Identitas / Biodata
Nama Ibu        : Ny “N”         
Umur               : 47 tahun       
Suku/Bangsa   : minang/ indonesia
Agama             : islam 
Pendidikan      : SMA                                    
Pekerjaan         : IRT                           
Alamat rumah :  Lasung Batu Kapau Alam Pauh
Nama Suami    : Tn “S”
Umur               : 53 tahun
Suku/Bangsa   : Minang/ Indonesia
Agama             : islam
Pendidikan      : SLTA
Pekerjaan         : Buruh
Alamat rumah : Lasung Batu Kapau Alam Pauh
B. Data Subjektif
1.                  Keluhan utama            : nyeri pada bekas luka operasi dan kurang nafsu makan.
2.                  Riwayat Perkawinan
-          Kawin                         :         1   kali
-          Kawin pertama umur  :       23 Tahun
3.                   Riwayat menstruasi               
-          Haid pertama              :  13 tahun
-           Teratur/tidak teratur   : teratur
-          Siklus                          : 28 hari
-          Lamanya                     : 5-7 hari
-          Banyaknya                  : 2 x ganti pembalut
-          Sifat darah                  : encer
-          dismenorrhoe              : ada
4.                  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil ke

Tgl Lahir

Usia
Kehamilan
Jenis
Persalinan
Tempat
Bersalin
Penolong
Komplikasi
Bayi
Nifas
Ibu
Bayi
J.K
Bb/Pb
Keadaan
Lochea
Asi
1

2
1987

2011
    Aterm

    aterm
Spontan

Spontan
rumah

rumah
Dukun

Dukun
-

-
-

-
Lk

Lk
2800/47
3000/50
Baik

Baik
Normal
Normal
Normal
Normal
5.      Riwayat kontrasepsi
-       Jenis kontrasepsi                     : pil dan suntik
-       Mulai penggunaan                   : -
-       Berhenti                                  : -
6.         Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang   : neoplasma ovarium kistik corpus padat
b.      Riwayat Kesehatan yang lalu             : tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti ginjal, paru, DM, alergi, dan hipertensi.
c.       Riwayat Penyakit Keluarga    : Tidak ada
7.   Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a.        Pola nutrisi
-          Makan
Frekuensi                     : 3 x sehari
            Menu                           : nasi 1 piring, 1 potong ikan, ½ mangkuk kecil sayur
            Jumlah                         : 1 porsi
            Keluhan                       : tidak ada
-          Minum
Jumlah                         : ± 6 gelas sehari
Keluhan                       : tidak ada
b.      Pola eliminasi
-     BAB
Frekuensi                     : 1 x sehari
Warna                          : kuning
Konsistensi                  : lembek
Jumlah                         : sedikit - sedikit
Keluhan                       : tidak ada
-      BAK
Frekuensi                     : 3 – 4 x sehari
Warna                          : kuning jernih
Bau                              : pesing
Jumlah                         : sedikit
Keluhan                       : tidak ada
c.       Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari    : dibantu keluarga
Istirahat/tidur              : ± 7 – 8 jam
d.      Seksualitas                 
            frekuensi                                                         : 2 x seminggu
            keluhan                                                            : tidak ada
e.       Personal hygiene
Kebiasaan mandi                                             : 2 x sehari
Kebiasaan gosok gigi                                      : 2 x sehari
Kebiasaaan membersihkan alat kelamin          : setiap selesai mandi dan selesai BAK/BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam             : setiap selesai mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan              : kaus
f.       Riwayat alergi
Makanan                                                         : tidak ada
Obat                                                                : tidak ada
Zat lain                                                            : tidak ada
g.      Kebiasaan – kebiasaan
Merokok                                                          : tidak ada
Minum jamu-jamuan                                       : tidak ada
Minum-minuman keras                                   : tidak ada
Obat obat terlarang                                         : tidak ada
Makanan / minuman pantang                          : tidak ada
8.                  Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a.       Pengetahuan pasien tentang gangguan atau penyakit yang diderita saat ini:
Sudah pernah mendengar mengenai tumor maupun ovarium, beliau mengatakan kalau menderita sakit tersebut biasanya perut itu terasa sakit, dan beliau merasa ada benjolan di bagian perut dan merasa sakit pada ari-ari.


b.      Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi:
tidak terlalu tahu, tetapi mengenai merawat kebersihan kemaluan sendiri ibu sudah bisa
c.       Ketaatan beribadah:
ada, sholat 5 x sehari semalam

C. DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Kesadaran             : CMC
b.      Tanda vital
Tekanan darah       : 120/80
Nadi                                  : 84x/i
Pernafasan             : 23x/i
Suhu                      : 36,8 0C
c.       Antropometri
TB                         : 160 cm
BB                         : 55 kg
d.         Kepala dan leher
Rambut                 : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah patah
Mata                      : conjungtiva agak pucat, sclera tidak ikterik
Mulut                    : bersih, tidak ada stomatitis
Leher                     : tidak  ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan pembesaran kelenjer limpha
e.          Payudara
Bentuk                  : normal
Pembengkakan      : tidak ada
Pengeluaran           : tidak ada
f.          Abdomen
Bentuk                  : normal
Pembesaran           : normal
Bekas luka             : ada luka operasi
Massa/tumor          : tidak ada
Nyeri tekan           : tidak ada
g.         Ekstermitas
Oedem                  : tidak ada
Varices                  : tidak ada
Refles Patella        : (+)
Kuku                     : tidak ada sianosis
h.         Genetalia Luar
Kebersihan            : bersih
Bekas Luka           :tidak ada
Varices                  : tidak ada
Oedema                             : tidak ada
Pengeluaran pervaginam   : tidak ada
i.        Pemeriksaan Dalam           : tidak dilakukan
j.        Anus
Hemoroid                          : tidak ada
2.      Pemeriksaan Laboratorium
·            Gol darah                                : B
·            Pemeriksaan Hb                      : 9,7 g/dl
·            Ht                                            : 29 %
·            Leukosit                                  : 3,5 x 106/mm3
·            Trombosit                                : 373 x 103/mm3







MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “N” DENGAN NEOPLASMA OVARIUM KISTIK POST LAPARATOMI HARI KE-4
DI RUANG GINEKOLOGI IRNA A KEBIDANAN
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL 21 OKTOBER 2013
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ASSESSMENT
PELAKSANAAN
Tanggal
21Oktober 2013
-     Ibu merasakan nyeri pada bagian bekas operasi
-     Nafsu makan berkurang
·    Tanda Vital
TD :110/70mmHg
S    : 36,80c
P    : 22 x/i
N   : 80 x/i
·   Terdapat bekas luka operasi
Pemerikaan Labor
Gol darah: B
Hb : 9,7 g/dl
Ht  : 29 %
Leukosit: 3,5 x 106/mm3
Trombosit : 373 x 103/mm3

Ibu 47 th post laparatomi hari ke-4  dengan diagnose neoplasma ovarium kistik corpus padat  
1.  Menginformasikan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan, TTV ibu dalam batas normal, Pasien telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2.  Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini agar mempercepat penyembuhan luka operasi ibu, ibu sudah bisa jalan ke kamar mandi sendiri dengan di bantu oleh keluarga.
3.  Menganjurkan ibu untuk meningkatkan nutrisi agar tubuh tetap sehat, ibu tidak menghabiskan makanan yang telah disediakan.
4.  Memberikan penyuluhan mengenai personal hygiene pada ibu agar ibu dapat menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi, ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
5.  Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapy
·                     Obat kemoterapy Cyclesphamid 600 mg dan cysplatin 60 mg
·                     Obat oral curcuma 3x1, ondansentron 2x1 dan benovit C 2x1
Evaluasi: Ibu telah mendapatkan terapi obat





















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kista ovarium paling sering berupa kista folikel atau kista korpus luteum yang dapat menyebabkan amonorea yaitu kondisi ketiadaan menstruasi atau periode loncatan menstruasi. Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium.
Asuhan yang di berikan  pada kista ovarium didahului dengan melakukan pengkajian, untuk mendapatkan data dan merumuskan diagnosa yang muncul. Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Faktor resiko tejadinya kanker ovarium yaitu obat kesuburan, pernah menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium, riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim.

B.   SARAN
Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien dan tentang penyakitnya.  Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi. Kepada mahasiswa atau pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit kista ovarium, maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk





Tidak ada komentar:

Posting Komentar