Sabtu, 11 Januari 2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Infeksi virus hepatitis B (VHB) pada wanita hamil merupakan masalah kesehatan yang serius. Penularan VHB vertikal perlu dicegah mengingat bahwa 90% bayi yang tertular akan menjadi pengidap kronik, diperkirakan 40% diantaranya akan meninggal karena sirosis hati atau kanker hati primer pada saat berumur sekitar 40 tahun, disamping juga merupakan fokus yang infeksius untuk penyebaran horizontal. Pengelolaan yang benar pada ibu hamil atau bersalin dengan infeksi VHB, diharapkan akan menurunkan kejadian penularan VHB secara vertikal maupun horizontal.

1.2  Rumusan Masalah
1      Jelaskan jenis-jenis hepatitis?
2      Bagaimana cara penularan penyakit hepatitis?
3      Apa penyebab hepatitis.?
4      Jelaskan gambaran klinik hepatitis?
5      Apa pengaruh hepatitis dalam kehamilan?
6      Apa pengaruh hepatitis dalam persalinan dan nifas?
7      Bagaimana penanganan penyakit hepatitis?


1.3  Tujuan
Tujuan umum
1          Untuk menambah pengetahuan kepada kami (calon bidan) mengenai masalah hepatitis dalam kehamilan dan persalinan.
2          Untuk memberikan pengetahuan tentang dampak serta penanganan hepatitis dalam kehamilan dan persalinan.
3          Untuk melengkapi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Tujuan Khusus
1           Mengetahui jenis-jenis hepatitis
2           Mengetahui cara penularan penyakit hepatitis
3           Mengetahui penyebab hepatitis.
4           Mengetahui gambaran klinik hepatitis
5           Mengetahui pengaruh hepatitis dalam kehamilan
6           Mengetahui pengaruh hepatitis dalam persalinan dan nifas
7           Mengetahui penanganan penyakit hepatitis


















BAB II
PEMBAHASAN

INFEKSI HEPATITIS
Penyakit Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia, obat atau agen penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis  G. Masing-masing dengan manifestasi klinisnya hanya sedikit berbeda. Perbedaan terjadi oleh karena spesies virusnya berbeda-beda sehingga dampak klinisnya dan dampaknya terhadap janin dan bayi berbeda-beda.
Infeksi hepatitis tersebut dijabarkan sebagai berikut:
2.1.Hepatitis A
Terjadi pada sekitar 30-35 % kasus hepatitis akut dan virusnya tergolong “picorna virus”.
a.       Cara penularannya:
1.      Kontak langsung dengan kotoran, urine, dan saliva serta cairan tubuh lainnya
2.      Masa inkubasinya sekitar 15-50 hari dengan rata-rata 20-30 hari.

b.      Gejala umumnya
1.      Lemas, cepat lelah dan kurang nafsu makan.
2.      Mual dan muntah
3.      Di daearah hatinya:
a)      Nyeri, tegang
b)      Nyeri, tekan
c)      Hati membesar
d)     Tampak ikterus ringan sampai berat tergantung gangguan fungsi hatinya.
4.      Pada bentuk  fulminan
a)      Ensefalopati
b)      Ganggaun fungsi hati yang berat

c.       Diagnosis
1.      Memperhatikan gejala klinisnya
2.      Pemeriksaan laboratorium:
a)      IgM positif selama masa inkubasi 25-30 hari.
b)      Tergantung gangguan fungsi hati -> SGOT-SGPT dan bilirubin meninggkat.
3.      Kesembuhan dapat terjadi dalam waktu 6-8 minggu.
4.      Pengobatan tidak banyak, diantaranya
a)      Meningkatkan nilai makanan dan vitamin.
b)      Istirahat cukup baik.

d.      Pengaruhnya terhadap janin:
a.       Tidak ada.
b.      Antibodi menuju janin sehingga mempunyai kekebalan.
c.       Dapat pula diberikan immunoglobulin pada umur 12 minggu.

e.   Pencegahan
       Sebagai usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis A. Jenis imunisasi hepatitis A dibagi menjadi :
1.      Imunisasi Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix)
2.      Kombinasi dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix).
       Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6 - 12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

f.   Pengobatan
       Penderita yang menunjukkan gejala Hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya , diharapkan tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan dan obat mual.

2.2.Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), di masyarakat penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan sakit liver. Diagnosis pasti penderita mengidap hepatitis B bila ditemukan HBsAg positif dalam pemeriksaan darahnya. Masa inkubasi virus ini dari mulai terpapar hingga menimbulkan gejala berkisar 6 minggu hingga 6 bulan. Jika dibiarkan berlanjut, penyakit ini akan berlangsung kronik dan timbul keadaan di mana sel-sel hati akan mengalami pengerasan yang disebut sirosis hepatis. Tak jarang pula hepatitis B ini menjadi penyebab kanker hati. Pada kedua keadaan tersebut harapan hidup pasien akan menjadi sangat rendah.
Meliputi sekitar 40-45% kasus dari semua hepatitis. Virus penyebabnya tergolong DNA – partikel dane.
Antibodi yang ditimbulkannya terdapat tiga jenis:
ü  Antigen permukaan : HbsAG.
ü  Antigen inti atau pusat : HbcAG.
ü  Antigen E  : HbeAG

a.    Cara penularannya
a)      Suntikan parenteral.
b)      Hubungan seksual.
c)      tato serta transfusi darah
d)     Infeksi vertikal saat perinatal pada bayinya sekitar 75%.

b.      Dampak pengaruhnya terhadap janin :
a)      Tidak menimbulkan kelainan kongenital.
b)      15% akan menimbulkan komplikasi usia muda dalam bentuk hepatoma dan sirosis hepatis.


c.       Dasar diagnosis:
a)      Sulit dilakukan karena sebagian besar merupakan karier.
b)      Inkubasinya 45-150 hari.

d.      Analisis pemeriksaan laboratorium:
a)      Titer HbeAG positif tinggi artinya infeksi masih aktif.
b)      Titer HbsAG tetap positif artinya penyakinya persisten.

e.       Gejala klinisnya;
a)      Lemas.
b)      Cepat lelah.
c)      Infeksi akut menahun.
d)     Ikterus (terutama pada area mata yang putih / sklera)
e)      Nyeri abdomen
f)       kencing tampak seperti air teh

f.       Profilaksis.
a)      Pada ibu hamil yang tes antibodinya negatif sebaiknya mendapatkan vaksinasi setelah persalinan.
b)      Bayi yang lahir dari ibu sero positif:
-          Berikan HBIG 0,5 IM segera.

g.         Hepatitis B dalam kehamilan
-          Vaksinasi 12 jam setelah lahir atau serial. Untuk menghindari komplikasi pada masa dewasa muda dalam bentuk hepatoma dan seros hepatis.
-          Pada penderita hepatitis B, kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan tetapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan, terutama trimester ke III (akhir) kehamilan, maka dapat mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan resiko kematian yang tinggi bagi ibu dan bayi.
-          Adapun ibu yang menderita hepatitis B kronis tetap bisa mengandung calon bayinya. Namun yang terpenting ialah titer virus hepatitis B yang terkontrol. Penularan virus dari ibu ke bayi memang dapat terjadi. Biasanya penularan terjadi melalui plasenta, kontaminasi dengan darah dan kotoran ibu ketika persalinan, maupun kontak langsung ibu dengan bayi setelah melahirkan. Untuk itu kesadaran dalam memeriksakan kandungan kepada dokter dan ilmu yang cukup sangatlah penting bagi ibu hamil dengan penyakit ini.

h.      Pencegahan
-          Skrining ibu hamil, skrining HBsAG pada ibu hamil dilakukan terutama pada daerah di mana terdapat prevalensi tinggi. Hasil skrining sangat menentukan tindakan selanjutnya bagi ibu seperti pemberian obat antiviral oleh dokter bila dipandang perlu.
-          Imunisasi, ternyata penularan hepatitis B dari ibu ke bayi sebagian besar dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Pemberian vaksinasi HB pada bayi diberikan pada hari ke 0, umur 1, dan 6 bulan.

i.        Persalinan dan pemberian ASI
Penentuan jenis persalinan akan ditentukan oleh dokter. Pada ibu dengan titer virus rendah, dapat melahirkan normal dengan syarat persalinan jangan dibiarkan lama yaitu lebih dari 16 jam. Jika persalinan berlangsung lebih dari waktu tersebut maka harus segera dilakukan seksio sesarea. Sama halnya pada ibu dengan titer yang tinggi ( lebih dari 3,5 pg/mol), lebih baik persalinan dilakukan dengan operasi.
Pemberian ASI dianggap aman karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penularan melalui saluran cerna membutuhkan titer virus yang jauh lebih tinggi dibandingkan penularan melalui darah maupun luka.
j.  Pengobatan
       Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
1.      Pengobatan oral yang terkenal adalah
§  Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
§  Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
§  Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

2.      Pengobatan dengan injeksi / suntikan adalah
§  Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
§  Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.


2.3.Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). Infeksi virus ini menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.
Virusnya tergolong RNA – flavivirus atau pestivirus. Masa inkubasinya sekitar 5-10 minggu.

a.       Penularannya pada:
a)         Kecanduan obat.
b)        Transfusi darah.
c)         Secara parenteral.
d)        Dapat terjadi bersama virus AIDS.

b.      Bentuk asimptomatisnya:
a)      Hanya harus dijumpai inti virus hepatitis C.
b)      Berkisar 65-75%.
c)       Ikterus 25%.
d)     Tampak sakit hanya 10%.

c.       Pengaruhnya terhadap bayi;
a)      Tidak menimbulakan kelainan kongenital.
b)      Dapat terjadi ikterus neonaturum.

d.      Bentuk akhir hepatitis C:
a)      70 - 75% infeksi menahun.
b)      35% menjadi sirosis.
c)      20 – 30% menjadi hematoma
e.   Pencegahan
Sebagai usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis C.

f.  Pengobatan
       Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

2.4.Hepatitis E
Virusnya tergolong calcivirus, masa inkubasinya 2-9 minggu, penularannya melalui:
a)      Oral saliva.
b)      Feses.

Tidak menimbulkan gangguan dan kelainan kongenital janin. Pengobatan saat infeksi akut seperti pengobatan Hepatitis A.

2.5.Hepatitis D
Virusnya tergolong virus hepatitis Delta – RNA. Untuk dapt menimbulkan keluhan harus disertai dengan infeksi hepatitis B.
a)      Infeksi bersama; terjadi infeksi virus D dan B.
b)      Superinfeksi: terjadi infeksi akut hepatitis pada kasus hepatitis B menahun.
Kesembuhan baik, jika bayi mendapatkan vaksinasi hepatitis B, berarti bayi juga mempunyai antibodi untuk hepatitis D.

2.6.Hepatitis infeksiosa
a.       Penyebab: virus A dan B hepatitis.
b.      Gambaran klinik
ð  Anorexsia, mual, muntah, demam, nyeri ulu hati, ikhterik, dan perbesaran hati.

c.    Pengaruh dalam kehamilan
a)      Terjadinya abortus, partus prematurus, dan IUFD.
b)      Apakah virus ibu masuk ke daslam tubuh janin belum dapat dipastikan.

d.        Pengaruh dalam persalinan dan nifas
a)      Penghentian kehamilan tidak akan mengubah jalannya penyakit baik dengan jalan abortus buatan maupun dengan induksi persalinan.
b)      Bila tidak ada indikasi penyelesaian persalinan pervaginam diawasi dengan baik.
c)      Kala II boleh diperpendek dengan vakum atau forsep.
d)     Bahaya yang paling mengancam ibu adalah pada paska persalinan karena sering terjadi perdarahan yang hebat dan sulit dikontrol atau hipofibrinoo-genimia.

e.         Penanganan
a) Sama dengan kondisi tidak hamil bekerja sama dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam.
b) Penderita harus dirawat,istirahat diet hepatitis.
c) Diberikan infus cairan (dekstrosa dan glukosa) dan elektrolit yang cukup
d)Obat-obatan : antibiotik,kortikosteroid,dan obat proteksi hati.
















BAB III
KASUS
                    
                     Ny A umur 25 tahun datang pada tanggal 9 Mei 2012 pada pukul 07.30 wib di BPS MUTIA SAMIRA PUTRI, M. Keb. Ibu mengaku hamil 4 bulan, HPHT 20 Februari 2012. Ibu mengatakan ini kehamilan 1. Ibu mengatakan sering mual dan muntah, dan saat ibu kencing air seni berwarna kuning tua, ibu mengeluh karena sering merasa panas dan susah tidur sejak 2 hari yang lalu.
3.1 Pendokumentasian SOAP pada ibu hamil dengan infeksi hepatitis
Data Subjektif : Ny A umur 25 tahun datang, ibu mengaku hamil 4 bulan, HPHT 20 Februari 2012, TP 27 November 2012. Ibu mengatakan ini kehamilan 1. Ibu mengatakan sering mual dan muntah, dan saat ibu kencing air seni berwarna kuning tua, ibu mengeluh karena sering merasa panas dan susah tidur sejak 2 hari yang lalu.
Data Objektif : secara umum kondisi ibu baik, hanya terlihat kuning, kesadaran composementis, TD 120/80 mmhg, nadi 22 X/i,, pernafasan 24X/i, suhu 37 o c, muka kuning pucat, konjungtiva mata anemis,, sklera ikterik (+), tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid, payudara simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, belum ada pengeluaran kolostrum hepar dapat diraba, Tfu pertengahan pusat simfisis, DJJ 135 X/i, kuku terlihat kuning dan pucat, reflek patella kiri dan kanan (+), ektremitas bawah tidak ada oedema dan varices, pemeriksaan penunjang : lab darah Hb 10 gr%, lab HBSAg (+)
Assesment : Ibu G1P0H0 hamil 16 minggu dengan dicurigai ibu terinfeksi virus hepatitis, janin hidup tunggal, intrauterin.
Masalah potensial : abortus
Tindakan segera : kolaborasi dengan dokter SpOG dan dokter Sp.PD
Penatalaksanaan :
1.      Memberitahukan hasil pada saat ini secara umum ibu dalam keadaan baik yaitu TD 120/80 mmhg, nadi 22 X/i,, pernafasan 24X/i, suhu 37 oc. Ibu sedikit kurang darah Hb 10gr% pada pemeriksaan hati dapat diraba, pemeriksaan penunjang HBSAg (+) dan ibu dicurgai terinfeksi virus hepatitis, ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2.      Beritahu ibu untuk memakan makanan bergizi dan banyak mengkonsumsi sayur seperti sayur bayam, kangkung dan lainnya agar dapat menambah darah sehingga ibu tidak terkena anemia selain itu sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan rendah lemak seperti ikan, tahu, tempe dan lainnya. ibu mengerti dan berjanji akan melakukannya.
3.      Menganjurkan ibu tidak minum kopi, minuman yang beralkohol, kurangi minum teh karena memerlukan proses detoksofikasi dalam hati dan akan memperberat kerja hati. ibu mengerti dan tidak minum minuman yang beralkohol, kopi dan mengurangi minum teh.
4.      Memberikan ibu tablet Fe agar ibu tidak terkena anemia yang dapat membahayakan kondisi ibu dan janin. selain itu memberitahu ibu cara meminum tablet Fe yaitu dengan minum air putih dan diminum 1 x sehari secara rutin . ibu mengerti akan penjelasan bidan dan berjanji akan melaksanakannya
5.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu pada malam 8 jam, siang 2 jam agar kondisi ibu tidak bertambah buruk karena istirahat yang cukup dapat membantu pemulihan lebih baik dan ibu akan merasa bugar. ibu mengerti dan berjanji akan melaksanakannya.
6.      Menganjurkan ibu untuk mencegah penularan kepada anggota keluarga yang lain dengan mengkhususkan peralatan makanan dan minuman seperti piring, gelas, sendok, dan lain-lain, ataupun sikat gigi yang dipakai ibu sehingga diharapkan mencegah penyebaran karena jika keluarga tertular akan lebih sulit di proses penyembuhan dan penanganan pada ibu. ibu mengerti dan berjanji akan melakukannya.
7.      Memberikan ibu motivasi berupa dukungan dan semangat pada ibu bahwa ibu akan baik-baik saja selama ibu sering memeriksakan diri dengan rutin sehingga perkembangan penyakitibu dapat diminimalkan penyebarannya. ibu mendapat dukungan dan motivasi.
8.      Berkolaborasi dengan dr. spesialis penyakit dalam dan dr. kandungan untuk dapat memberikan penanganan dan pencegahan komplikasi selama kehamilan pada ibu sehingga diharapkan ibu dan jani dalam kondisi yang baik . Kolaborasi telah dilakukan dengan dokter ahli kandungan
9.      Memberitahu ibu kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin dan memberikan asuhan yang berkelanjutan . ibu telah mengetahui kunjungan ulang dan berjanji akan melakukan kunjungan ulang pada minggu tersebut.
10.  Dokumnetasikan hasil pemeriksaan. mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan pada ibu ke dalam SOAP. Pendokumentasian telah dilakukan.











                                                                       






BAB 1V
                                                            PENUTUP                                   
4.1 Kesimpulan
          Penyakit Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia, obat atau agen penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
 Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya :
a. hepatitis A
b. hepatitis B
c.  hepatitis C
d. hepatitis D
e.  hepatitis E
f.  hepatitis  G.
4.2 Saran
          Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hepatitis dan cara penanggulangannya.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu maka diharapkan krikitan dan saran untuk penulisan kedepannya.
Semoga makalah ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar